Masalah air di rumah merupakan isu yang sering dialami banyak keluarga di Indonesia. Air yang tampak bersih belum tentu aman untuk digunakan, apalagi untuk dikonsumsi. Masalah air yang muncul bisa berupa kontaminasi logam berat, air yang terasa keras (susah berbusa), hingga bau dan rasa yang aneh. Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai permasalahan air di rumah, dari penyebabnya hingga solusi yang bisa diterapkan agar Anda dan keluarga dapat menikmati air bersih dan sehat setiap hari.
Jenis-Jenis Masalah Air di Rumah yang Sering Terjadi
Masalah air tidak selalu terlihat secara langsung. Namun, dampaknya bisa sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa jenis masalah air di rumah yang umum ditemukan, beserta ciri-ciri dan penyebabnya.
1. Kontaminasi Logam Berat
Salah satu masalah air di rumah yang umum adalah kandungan logam berat seperti besi (Fe) dan mangan (Mn). Keduanya secara alami bisa berasal dari tanah dan batuan di lingkungan sekitar, lalu larut ke dalam air sumur atau pipa distribusi.
Air yang mengandung besi biasanya berwarna kekuningan atau kecokelatan, memiliki bau seperti logam karat, dan dapat meninggalkan noda di pakaian, keramik, dan perlengkapan rumah tangga. Sedangkan mangan dapat menyebabkan air menjadi kehitaman dan terasa pahit. Kedua logam ini jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat berdampak negatif pada kesehatan, terutama fungsi hati dan saraf.
Baca Juga: Penyebab Keran Berkerak dan Cara Mencegahnya Sebelum Terlambat
2. Air Sadah
Air sadah atau hard water mengandung kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang tinggi. Masalah ini biasanya tidak terlihat secara kasat mata, namun sangat terasa dalam aktivitas sehari-hari, seperti saat mencuci pakaian atau mandi.
Ciri utama air sadah adalah susah berbusa saat digunakan bersama sabun, serta meninggalkan kerak putih pada keran, shower, pemanas air, dan alat masak. Dalam jangka panjang, kerak ini bisa merusak peralatan rumah tangga dan meningkatkan konsumsi energi. Lebih parah lagi, konsumsi air sadah secara rutin bisa memperparah risiko batu ginjal.
3. Kontaminasi Mikrobiologi
Air yang terlihat jernih belum tentu bebas dari bakteri, virus, atau parasit. Kontaminasi mikrobiologi bisa terjadi karena sistem perpipaan yang bocor, tangki air yang tidak higienis, atau sumber air yang tercemar limbah. Beberapa jenis bakteri patogen seperti E. coli, Salmonella, dan Giardia bisa menyebabkan diare, muntaber, hingga infeksi saluran pencernaan.
Air yang terkontaminasi mikroorganisme ini sangat berbahaya bila langsung diminum atau digunakan untuk mencuci makanan tanpa proses sterilisasi terlebih dahulu.
4. Masalah Bau dan Rasa
Air rumah tangga seharusnya tidak memiliki bau atau rasa yang menyengat. Namun, banyak pengguna air sumur atau PDAM mengeluhkan bau seperti logam, lumpur, atau bahkan bau amis.
Masalah ini bisa berasal dari kandungan logam, bahan kimia, atau aktivitas mikroorganisme di dalam air. Rasa pahit, asin, atau aneh pada air juga menjadi tanda bahwa air tidak layak untuk diminum. Meski tidak selalu berbahaya, bau dan rasa yang mengganggu bisa menurunkan kualitas hidup dan menimbulkan rasa tidak nyaman saat mengonsumsi air.
Baca Juga: Air Sumur Bau Comberan? Ini Penyebab dan Solusinya!
5. Kandungan Kapur Kalsium
Selain menyebabkan air sadah, kapur kalsium yang tinggi juga menyebabkan kerak di dinding pipa, pemanas air, dan keran. Kerak ini bisa menyumbat aliran air, memperpendek umur peralatan, dan membuat Anda harus sering melakukan perawatan atau penggantian komponen.
Jika Anda sering melihat noda putih di gelas atau peralatan makan setelah dicuci, besar kemungkinan air di rumah mengandung kapur kalsium yang tinggi. Meskipun tidak langsung berbahaya bagi kesehatan, residu kapur dapat mempengaruhi efisiensi penggunaan air dan energi.
6. Kandungan Bahan Kimia
Meskipun air dari PDAM telah melalui proses pengolahan dan disinfeksi, bukan berarti sepenuhnya bebas dari masalah. Salah satu zat kimia yang umum digunakan oleh PDAM adalah klorin, yang berfungsi untuk membunuh bakteri dan virus berbahaya.
Namun, sisa klorin yang tertinggal di dalam air seringkali meninggalkan bau menyengat seperti kolam renang, dan bisa menimbulkan rasa yang tidak enak saat diminum. Dalam beberapa kasus, klorin juga bisa bereaksi dengan bahan organik di dalam air membentuk senyawa sampingan berbahaya seperti trihalometana (THM) yang memiliki potensi karsinogenik jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
7. Sedimen
Masalah lain yang sering ditemui adalah keberadaan sedimen dalam air, seperti pasir, lumpur, atau partikel halus lainnya. Biasanya sedimen ini berasal dari air tanah atau jaringan pipa yang sudah tua dan berkarat.
Selain membuat air terlihat keruh, sedimen juga dapat mempercepat kerusakan peralatan rumah tangga seperti mesin cuci, shower, dan pompa air. Filter dan saluran air juga menjadi lebih cepat tersumbat, sehingga perlu perawatan lebih intensif.
Langkah Sederhana Menuju Air yang Lebih Jernih dan Sehat
Setelah memahami berbagai masalah air di rumah, tentu Anda ingin solusi yang praktis dan efektif. Di sinilah Filter Air Pureve hadir sebagai jawaban.
Pureve adalah sistem penyaringan air rumah tangga yang dirancang untuk menangani berbagai permasalahan air seperti logam berat, kapur, sedimen, bau, rasa, dan bahkan mikroorganisme. Dengan teknologi penyaringan berlapis, Pureve dapat menyaring air langsung dari sumbernya dan menjadikannya lebih aman, jernih, dan layak digunakan sehari-hari, baik untuk mencuci, mandi, maupun konsumsi.
Jangan biarkan masalah air di rumah terus mengganggu kenyamanan dan kesehatan keluarga. Saatnya beralih ke solusi yang tepat dan efisien dengan Filter Air Pureve.
Cari tahu lebih lanjut dan dapatkan solusi air bersih untuk rumah Anda di sini
