Dampak banjir bagi masyarakat bukan hanya sekadar kerugian material dan rusaknya infrastruktur, tetapi juga menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan, terutama penyakit menular dan kekurangan air bersih.
Penyakit yang Timbul Akibat Banjir
Banjir menciptakan kondisi lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan dan penyebaran berbagai patogen penyebab penyakit. Air banjir biasanya tercampur dengan limbah rumah tangga, limbah industri, dan kotoran hewan maupun manusia. Kontaminasi inilah yang menjadikan banjir sebagai “ladang basah” bagi penyakit menular.
Beberapa penyakit bisa menjadi dampak banjir bagi masyarakat. Berikut kumpulan penyakit pasca banjir.
1. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit bakteri yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi urin hewan, terutama tikus. Air banjir yang bercampur dengan kotoran hewan menjadi media penularan utama. Gejalanya mirip flu biasa, namun jika tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan ginjal, meningitis, gagal hati, hingga kematian.
2. Diare dan Kolera
Air minum yang terkontaminasi bakteri seperti Escherichia coli dan Vibrio cholerae menjadi penyebab utama diare dan kolera. Penyakit ini sangat cepat menyebar di lingkungan padat penduduk yang terdampak banjir dan minim akses sanitasi. Tanpa penanganan, dehidrasi berat akibat diare bisa berakibat fatal, terutama pada anak-anak dan lansia.
3. Demam Berdarah dan Malaria
Genangan air yang tersisa pasca-banjir menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti (penyebab demam berdarah) dan Anopheles (penyebab malaria). Akibatnya, beberapa minggu setelah banjir, biasanya terjadi lonjakan kasus penyakit berbasis vektor ini.
4. Infeksi Kulit dan Saluran Pernapasan
Kontak langsung dengan air banjir yang kotor bisa menyebabkan berbagai infeksi kulit, seperti gatal, ruam, hingga luka terbuka yang memburuk. Udara lembap dan kondisi tempat pengungsian yang padat juga memicu penyebaran infeksi saluran pernapasan seperti ISPA dan pneumonia.
Baca Juga: Penyakit Kulit Akibat Air Kotor: Kenali Bahayanya dan Temukan Solusinya
Krisis Air Bersih di Tengah Banjir
Ironisnya, saat banjir melimpah dengan air, masyarakat justru kesulitan mendapatkan air bersih. Banyak sumber air minum seperti sumur dan PAM terkontaminasi lumpur dan limbah. Tangki air atau galon menjadi rebutan, sementara logistik terbatas di wilayah terdampak.
Air bersih sangat penting untuk keperluan memasak, mencuci, mandi, dan terutama untuk dikonsumsi. Ketika akses terhadap air bersih terbatas, masyarakat terpaksa menggunakan air banjir atau air yang tidak terjamin kebersihannya sehingga berisiko menambah tingkat infeksi.
Kondisi ini paling rentan dialami oleh kelompok berisiko seperti bayi, anak-anak, ibu hamil, lansia, dan penderita penyakit kronis. Tanpa air bersih, daya tahan tubuh menurun, dan pemulihan menjadi lebih sulit.
Baca Juga: Air Rumah Keruh karena Banjir? Ini Alasannya
Tetap Aman Minum Air Bersih dengan Filter Air Pureve
Di tengah tantangan mendapatkan air bersih pasca-banjir, keberadaan filter air rumah tangga seperti Pureve menjadi sangat relevan. Pureve Water Purifier dirancang untuk menyaring kotoran, bakteri, dan zat berbahaya dalam air sehingga menghasilkan air minum yang higienis langsung dari sumber air rumah Anda.
Tanpa perlu merebus atau membeli air kemasan, Pureve membantu keluarga tetap terlindungi dari risiko penyakit yang timbul akibat air terkontaminasi, bahkan saat banjir melanda. Filternya menggunakan teknologi penyaringan berlapis yang telah teruji dan efektif dalam menyaring berbagai kontaminan.
Lindungi Keluarga Anda dari Bahaya Banjir
Banjir mungkin tak dapat dihindari sepenuhnya, tetapi kita bisa meminimalkan dampaknya. Salah satu langkah nyata adalah memastikan akses terhadap air bersih yang aman setiap saat. Jangan biarkan banjir merampas hak keluarga Anda atas air sehat.
Gunakan Pureve, solusi air bersih di rumah yang siap kapan pun dibutuhkan. Temukan produk Pureve yang tepat untuk rumah Anda sekarang juga!