Air rumah keruh karena banjir adalah masalah serius yang kerap terjadi saat musim hujan tiba, terutama di wilayah yang rawan genangan atau banjir besar. Banyak masyarakat yang mengeluhkan air di rumah mereka menjadi kuning, kotor, atau berbau setelah banjir surut.
Padahal, air bersih sangat dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan terutama untuk dikonsumsi. Lantas, mengapa air bisa menjadi keruh setelah banjir? Apa penyebabnya dan bagaimana solusi terbaik untuk mengatasi hal ini?
Mengapa Air Rumah Bisa Keruh Setelah Banjir?
Setelah banjir melanda, banyak hal yang berubah di lingkungan sekitar—dan kualitas air bersih adalah salah satunya. Air rumah tangga yang biasanya jernih, tiba-tiba menjadi keruh, berwarna kuning kecokelatan, bahkan kadang berbau. Hal ini tentu bukan tanpa alasan. Berikut adalah beberapa penyebab utama dari kondisi tersebut.
1. Kontaminasi Sumber Air
Salah satu alasan utama air rumah keruh karena banjir adalah kontaminasi pada sumber air. Banjir bisa membawa berbagai jenis kotoran: lumpur, sampah, kotoran hewan, bahkan limbah industri dan domestik ke dalam sumur atau sistem distribusi air. Air yang sudah tercemar ini kemudian mengalir ke rumah-rumah dan menyebabkan air keruh.
Sumber air yang tercemar tidak hanya memengaruhi kejernihan, tapi juga membahayakan kesehatan karena berisiko mengandung bakteri patogen seperti E. coli, Salmonella, atau virus yang bisa menyebabkan diare, muntaber, dan penyakit lainnya.
Baca Juga: Apa Saja Dampak Banjir bagi Masyarakat?
2. Sumur Terendam Air Banjir
Bagi rumah yang menggunakan sumur sebagai sumber air, banjir bisa menyebabkan air permukaan masuk ke dalam sumur dan mencemari seluruh isi sumur. Air permukaan ini biasanya mengandung lumpur, pasir halus, bahkan bahan kimia berbahaya.
Setelah banjir surut, air dalam sumur mungkin tampak stabil, tetapi sebenarnya sudah tercemar. Karena itulah, banyak warga yang menemukan air sumur mereka menjadi kuning, berbusa, atau bahkan berbau menyengat.
3. Pipa Distribusi Rusak atau Bocor
Sistem distribusi air bersih, baik dari PDAM maupun instalasi pribadi, sangat rentan terhadap kerusakan saat terjadi banjir besar. Pipa bisa bergeser, pecah, atau bocor sehingga air dari luar yang sudah tercemar banjir masuk ke dalam jalur distribusi. Akibatnya, air yang keluar dari kran di rumah tidak lagi murni, melainkan telah bercampur lumpur atau zat pencemar lainnya.
4. Endapan Lumpur dalam Tandon atau Toren Air
Jika rumah Anda menggunakan toren atau tandon sebagai tempat penampungan air, maka ada kemungkinan air keruh disebabkan oleh endapan lumpur yang terbawa dari pipa saat banjir. Lumpur ini akan mengendap di dasar tandon dan perlahan mencemari seluruh isi air dalam wadah tersebut.
Tandon yang tidak rutin dibersihkan pasca banjir akan terus mengeluarkan air keruh meskipun suplai air dari sumber utama sudah kembali jernih.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menjernihkan Air Sumur yang Keruh? Ini Solusinya
5. Naiknya Kandungan Besi dan Mangan
Air berwarna kuning atau kecokelatan setelah banjir bisa jadi disebabkan oleh meningkatnya kandungan logam seperti besi (Fe) dan mangan (Mn) di dalam tanah yang larut ke dalam air tanah atau sumur. Ketika tanah terganggu akibat tekanan air banjir, logam-logam ini ikut larut dan terbawa ke dalam aliran air rumah tangga.
Meskipun tidak langsung berbahaya dalam kadar kecil, air dengan kandungan besi tinggi bisa menyebabkan noda pada pakaian, kerak pada peralatan rumah tangga, serta perubahan rasa dan bau pada air.
6. Kerusakan Instalasi Penjernih Air
Beberapa rumah sudah dilengkapi dengan sistem penyaringan air sederhana atau sistem filtrasi otomatis. Namun, saat banjir terjadi, alat-alat ini bisa rusak atau tersumbat karena kelebihan beban kotoran dan lumpur. Hasilnya, air yang keluar dari sistem filtrasi tersebut menjadi tidak maksimal bahkan justru berbalik menjadi sumber pencemaran.
Risiko Menggunakan Air Keruh
Penggunaan air keruh bukan hanya tidak nyaman, tapi juga berisiko bagi kesehatan. Beberapa risiko yang perlu diwaspadai antara lain:
- Infeksi kulit dan iritasi karena air mengandung bakteri dan zat kimia
- Penyakit diare akibat konsumsi air yang terkontaminasi
- Kerusakan peralatan rumah tangga seperti mesin cuci, pemanas air, dan alat masak
- Noda pada pakaian dan lantai rumah
- Kerusakan pada instalasi air rumah tangga akibat lumpur yang mengendap
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk segera mencari solusi setelah banjir, agar air di rumah kembali jernih dan aman digunakan.
Tangkal Air Keruh Pascabencana dengan Filter Air dari Pureve
Setelah banjir melanda, kualitas air di rumah sering kali menurun drastis, berwarna keruh, berbau, bahkan mengandung lumpur dan partikel halus yang tidak kasat mata. Dalam situasi seperti ini, filter air menjadi garda terdepan untuk memastikan air tetap aman digunakan sehari-hari.
Pureve menghadirkan solusi filter air rumah tangga yang dirancang khusus untuk menyaring berbagai jenis kotoran fisik, seperti pasir, lumpur, endapan, serta partikel logam berat seperti besi dan mangan yang kerap meningkat setelah banjir. Filter ini dipasang di jalur distribusi air rumah, sehingga air yang mengalir ke keran dapur, kamar mandi, atau tandon sudah terlebih dahulu disaring.
Beberapa keunggulan filter air dari Pureve:
- Sistem penyaringan berlapis, efektif menyaring lumpur, pasir, dan partikel halus
- Memperpanjang usia pemakaian peralatan rumah tangga, seperti mesin cuci, pemanas air, dan shower
- Perawatan mudah, dengan sistem backwash untuk pembersihan otomatis
- Cocok untuk berbagai sumber air, baik air sumur maupun PDAM
Dengan filter air yang andal, Anda tidak hanya melindungi keluarga dari risiko air kotor, tapi juga menjaga instalasi air rumah tetap bersih dan awet. Gunakan Filter Air dari Pureve untuk solusi air bersih yang praktis, hemat, dan tahan lama. Hubungi kami di sini dan konsultasikan kebutuhan filter air rumah Anda sekarang juga.
