Mengetahui cara cek air layak minum sangat penting, apalagi jika sumber air di rumah berasal dari sumur, penampungan air hujan, atau bahkan air PDAM yang kadang bisa berubah kualitasnya.
Banyak orang berpikir perlu alat khusus atau uji laboratorium untuk memastikan air aman diminum, padahal sebenarnya ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan tanpa alat apa pun.
6 Cara Cek Air Layak Minum Tanpa Alat
Berikut beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan di rumah atau di lapangan, tanpa memerlukan alat laboratorium.
1. Cek dari Penampilan: Warna dan Kekeruhan
Langkah pertama dalam mengecek air layak minum adalah dengan melihat warna dan kejernihannya.
Air yang baik untuk diminum harus bening dan tidak berwarna. Bila air terlihat kekuningan, kehijauan, atau keruh, besar kemungkinan ada partikel terlarut seperti lumpur, karat, atau bahkan bahan organik yang membusuk.
Kekeruhan juga bisa menjadi indikator adanya mikroorganisme seperti alga atau bakteri. Misalnya, jika air terlihat seperti “berdebu” atau terdapat endapan di dasar wadah setelah dibiarkan beberapa saat, hal itu menandakan adanya padatan tersuspensi. Air seperti ini tidak boleh langsung dikonsumsi tanpa penyaringan terlebih dahulu.
Baca Juga: Beda Air Bersih dan Air Minum: Apa yang Perlu Kita Pahami?
2. Perhatikan Bau Air
Cara kedua adalah dengan mencium aroma air. Air bersih seharusnya tidak berbau sama sekali. Jika Anda mencium aroma aneh, seperti bau kaporit yang terlalu kuat, bau amis, bau tanah, atau bahkan bau busuk, itu tanda bahwa air telah terkontaminasi.
- Bau kaporit menandakan adanya sisa klorin yang berlebihan, biasanya berasal dari proses disinfeksi yang tidak seimbang.
- Bau besi atau logam bisa berasal dari pipa tua atau kandungan logam berat di sumber air.
- Bau busuk atau seperti telur busuk (H₂S) menunjukkan adanya bakteri anaerob yang berkembang biak di air.
Air yang memiliki bau mencolok sebaiknya tidak digunakan untuk diminum atau memasak sampai dilakukan proses penyaringan atau penjernihan ulang.
3. Cicipi Sedikit: Uji Rasa Air
Walau terdengar sederhana, rasa air bisa memberikan petunjuk penting. Air layak minum seharusnya tidak memiliki rasa, tidak pahit, asam, asin, atau logam.
- Rasa pahit atau logam sering menunjukkan kandungan mineral tinggi, seperti besi, mangan, atau tembaga.
- Rasa asin bisa disebabkan oleh kadar natrium atau klorida berlebih, biasanya terjadi pada daerah pesisir.
- Rasa asam menandakan pH air terlalu rendah, dan bisa menyebabkan iritasi lambung jika dikonsumsi terus-menerus.
Jika air memiliki rasa yang berbeda dari biasanya, hindari mengonsumsinya langsung dan pertimbangkan untuk memeriksa sumber air Anda.
4. Amati Endapan Setelah Air Dibiarkan
Tuangkan air ke dalam wadah bening dan diamkan selama 1–2 jam. Jika terlihat ada endapan putih, kekuningan, atau kecokelatan di dasar wadah, itu berarti air mengandung zat padat terlarut (TDS) yang tinggi.
Endapan putih biasanya berasal dari kandungan kalsium dan magnesium, penyebab utama air sadah. Endapan kecokelatan bisa berasal dari besi (Fe) atau mangan (Mn). Meski air seperti ini masih bisa digunakan untuk mencuci atau mandi, sebaiknya tidak untuk diminum karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan dalam jangka panjang.
5. Uji dengan Merebus Air
Cara paling umum dan mudah adalah dengan merebus air hingga mendidih.
Tujuannya adalah untuk membunuh mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan parasit. Namun perlu diketahui, merebus air tidak menghilangkan logam berat, klorin, atau bahan kimia lain yang mungkin terlarut.
Setelah direbus, perhatikan perubahan warna atau bau:
- Jika air masih berbau atau meninggalkan kerak putih di wadah, itu berarti air masih mengandung mineral tinggi (air sadah).
- Jika muncul lapisan tipis berminyak di permukaan, kemungkinan ada kontaminasi bahan kimia.
Baca Juga: Pentingnya Kualitas Air untuk Memasak
6. Perhatikan Dampaknya Setelah Digunakan
Salah satu cara tidak langsung untuk mengetahui apakah air layak minum adalah dengan melihat efeknya terhadap tubuh dan peralatan rumah tangga.
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
- Perut terasa tidak nyaman atau sering diare setelah minum air tertentu.
- Gelas dan teko cepat berkerak, pertanda air terlalu sadah.
- Pakaian terlihat kusam atau gatal setelah dicuci, menandakan ada mineral tinggi atau sisa klorin.
Jika Anda mengalami hal-hal di atas, artinya kualitas air Anda perlu segera ditingkatkan dengan penyaringan tambahan.
Apa Saja Kriteria Air Layak Minum?
Berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan dan WHO, air layak minum seharusnya:
- Jernih secara visual – Tidak keruh, tidak berwarna, dan tidak mengandung partikel yang melayang.
- Tidak berbau – Air yang layak minum tidak memiliki aroma, baik bau logam, kaporit, ataupun bau amis.
- Tidak berasa – Air minum seharusnya tidak memiliki rasa aneh, seperti asin, pahit, atau manis.
- Tidak mengandung zat kimia berbahaya – Seperti logam berat (besi, mangan, timbal, arsen), pestisida, atau klorin berlebih.
- Bebas dari mikroorganisme patogen – Termasuk bakteri E. coli atau Salmonella yang bisa menyebabkan diare dan penyakit pencernaan lainnya.
Jika air di rumah Anda tidak memenuhi salah satu kriteria di atas, sebaiknya jangan langsung diminum sebelum dilakukan pemrosesan lebih lanjut.
Kesimpulan
Mengetahui cara cek air layak minum tanpa alat adalah langkah awal penting dalam menjaga kesehatan keluarga.
Mulailah dari hal sederhana: perhatikan warna, bau, rasa, dan efeknya terhadap tubuh serta peralatan di rumah. Namun untuk perlindungan jangka panjang, pastikan Anda menggunakan sistem penyaringan yang andal.
Pureve Water Purifier hadir untuk membantu Anda mendapatkan air minum yang benar-benar bersih, aman, dan menenangkan hati, tanpa repot merebus atau khawatir tentang kualitas air lagi.
Pastikan air yang Anda minum benar-benar layak. Cek air Anda hari ini, dan percayakan penyaringannya pada Pureve. Hubungi kami untuk menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan rumah atau bisnis Anda.